Anda seyogianya tidak memperhatikan ejaan saat menulis sehingga dapat menulis sebanyak dan secepat mungkin. Namun, saat mengedit, Anda perlu memperhatikan ejaan agar tulisan Anda menjadi lebih baik. Selain itu, Anda pun membiasakan diri untuk tertib dalam menulis.
Berbicara mengenai ejaan, penulisan huruf kapital atau besar merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan. Guna membantu Anda menulis huruf kapital dengan benar, berikut adalah pedoman penulisan huruf kapital yang diambil dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Contohnya: Saya membaca buku.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
- Islam
- Kristen
- Quran
- Injil
- Weda
- Yang Maha Kuasa
- Yang Maha Penyayang
- Rahmat-Mu
- Kuasa-Nya
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa. Contoh: Ia selalu membaca doa sebelum keluar rumah.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
- Haji Agus Salim
- Sultan Hasanuddin
- Nabi Adam
- Imam Hanafi
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh:
Kalimat Salah | Kalimat Benar |
Ibunya menunaikan ibadah Haji. | Ibunya menunaikan ibadah haji. |
Ia merupakan seorang Sultan yang bijaksana. | Ia merupakan seorang sultan yang bijaksana. |
Pria itu ditangkap pihak berwenang karena mengaku sebagai Nabi. | Pria itu ditangkap pihak berwenang karena mengaku sebagai nabi. |
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
- Presiden Joko Widodo
- Rektor Institut Pertanian Bogor
- Gubernur Sulawesi Selatan
- Walikota Ridwan Kamil
- Jenderal Moeldoko
- Menteri Dalam Negeri
- Profesor Supomo
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Kalimat Salah | Kalimat Benar |
Bulan lalu ayahnya dilantik menjadi Menteri. | Bulan lalu ayahnya dilantik menjadi menteri. |
Pertemuan itu dihadiri beberapa Jenderal. | Pertemuan itu dihadiri beberapa jenderal. |
Sebagai seorang Walikota yang baru, ia berani memberantas korupsi di kantornya. | Sebagai seorang walikota yang baru, ia berani memberantas korupsi di kantornya. |
5 . Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contohnya seperti di bawah ini:
- Amir Hamzah
- Jusuf Kalla
- Dewi Sartika
- Bacharuddin Jusuf Habibie
Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti. Contohnya:
- Ahmad bin Marsuki
- Siti Fatimah binti Rahman
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang atau nama geografis yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Contoh: 10 volt, 5 ampere, mesin diesel, garam inggris, gula jawa, jeruk bali.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa. Contoh:
- suku Sunda
- bahasa Inggris
- bangsa Indonesia
Mohon diingat, kata bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan huruf kecil jika berada di tengah kalimat. Contoh: Para pakar sedang merumuskan aturan pengindonesiaan istilah asing.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
Salah | Benar |
Perang Kemerdekaan | perang Kemerdekaan |
Bulan Agustus | bulan Agustus |
Tahun Masehi | tahun Masehi |
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi. Contohnya seperti di bawah ini:
- Bukit Barisan (bukan bukit Barisan)
- Danau Toba (bukan danau Toba)
- Selat Sunda (bukan selat Sunda)
- Teluk Jakarta (bukan teluk Jakarta)
- Sungai Cimanuk (bukan sungai Cimanuk)
Namun, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama dalam geografi yang tidak khas. Perhatikan contoh berikut.
Salah | Benar |
Berlayar sampai ke Teluk. | Berlayar sampai ke teluk. |
Kami menyeberangi Sungai yang dangkal. | Kami menyeberangi sungai yang dangkal. |
Di desaku ada Bukit yang indah. | Di desaku ada bukit yang indah. |
Setiap sore saya berenang di Danau yang bersih. | Setiap sore saya berenang di danau yang bersih. |
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh:
- Dewan Perwakilan Rakyat
- Undang-Undang Dasar 1945
- Kementerian Pekerjaan Umum
Perhatikan penulisan berikut:
Kalimat Salah | Kalimat Benar |
Menurut Undang-Undang, ia dapat dijatuhi hukuman paling lama lima tahun. | Menurut undang-undang, ia dapat dijatuhi hukuman paling lama lima tahun. |
Teman saya menjadi pegawai di salah satu Kementerian. | Teman saya menjadi pegawai di salah satu kementerian. |
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh:
- Kapan Saudara berangkat?
- Saya akan disuntik, Dok?
- Di mana rumah Pak Joni?
- Itu apa, Bu?
- Surat Bapak sudah saya terima.
Untuk pemahaman lebih lajut, perhatikan contoh di bawah ini.
Kalimat Salah | Kalimat Benar |
Semua Kakak saya sudah menikah. | Semua kakak saya sudah menikah. |
Kita harus menghormati Ayah dan Ibu kita. | Kita harus menghormati ayah dan ibu kita. |
Mobil Pak Lurah mogok. | Mobil pak lurah mogok. |
Kami sedang menengok Bu Guru. | Kami sedang menengok bu guru. |
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.
Kalimat Salah | Kalimat Benar |
Terima kasih atas perhatian anda. | Terima kasih atas perhatian Anda. |
Tahukah anda bahwa harga bahan bakar minyak akan dinaikkan? | Tahukah Anda bahwa harga bahan bakar minyak akan dinaikkan? |
Menulis huruf kapital tidaklah sulit sepanjang Anda memperhatikan pedoman di atas. Karena itu, mulailah dari sekarang untuk tertib menulis huruf kapital.
Dalam pengamatan saya, kaidah no. 11 sering dilupakan kebanyakan orang. Apakah Anda sering melupakannya juga?
Update: Jika Anda tertarik EYD, silakan baca tulisan saya di TipsMenulisBuku.com yaitu:
- 205 Contoh Kata Baku dan Tidak Baku (dari A Sampai Z)
- 3 Jenis Kalimat Majemuk yang Mungkin Anda Lupakan
Kalau saya sendiri, bukan hanya No. 11 mas, tapi juga beberapa nomer lain. Diantaranya No. 8, kalau menulis nama tempat biasanya langsung saya tulis kapital.
Thanks sharing pengalamannya, Patrick.
detail bgt kang Herman, mantab
Thanks a lot.
Hehe bener banget ini, no. 11 saya taunya jg dari blog ini. Karena udah terlanjur jadi kebiasaan, sekarang kalo abis nulis selalu tekan ctrl+H, replace anda with Anda, lalu klik replace all 😀
Siip Mas Bro.
Yang no 11 saya juga baru tau kalau Anda pakai huruf kapital, kalau kata ganti kami dsb pakai kapital juga atau tidak kang ?
Mas Edi,
Kalau kata kami, huruf pertamanya kecil.
salut sama kang yudiono, tulisannya terperinci dan jelas.. jadi nambah lagi pengetahuan tentang penggunaan bahasa indonesia yang benar serta penggunaan huruf kapital yang benar 🙂
Lanjut terus mas.. 🙂
Thanks Dwi.
Ejaan yang benar seperti diatas akan saya perhatikan
Yang nomer 11 saya biasanya sudah betul, Pak. Tapi jika menggunakan kata “kamu” atau “sampean” apakah harus ditulis dengan huruf kapital juga?
Saya pernah berdebat dengan kawan blogger soal penulisan kata “Anda”.
Dulu, saya kekeh bahwa kata “Anda” tidak perlu menggunakan huruf kapital. Kemudian saya googling, dan teman saya ternyata yang benar. Plus, Kang Yudiono kembali mengingatkan saya via konten ini.
Trima kasih kang?
Bener banget, maren ada nyewa writer yang memakai penulisan kata “Anda” dengan huruf Kapital, saya kira dia yang salah, tapi karena malas mengeditnya saya biarkan saja.
Ternyata penulisan itu yang benar dan saya yang salah, untung lagi males ehehehe
Memang huruf besar pada suatu kata kadang terlupakan dan kurang di perhatikan. Terimakasih kang untuk pelajaran singkatnya
Tokoh EYD jaman dulu Pak Yus Badudu. Sekarang ada yang lebih muda, Mas Yudiono. Kalau pedoman EYD ini tidak di lestarikan memang bisa berabe. Thanks sharing yang dahsyat ini.
Wah lengkap sekali bro, jadi banyak masukan ini buat kedepannya saya menulis artikel
kebingungan saya saat menulis pun terjawab disini .. hatur nuhun akang yudi 🙂